Buku Saku Digital Jadi Panduan Praktis Orang Tua PAUD

PALANGKARAYA – Program Studi PG-PAUD FKIP Universitas Palangka Raya menggelar sosialisasi pengabdian kepada masyarakat di TK Negeri Pembina Bukit Batu, awal Agustus lalu. Kegiatan ini mengangkat tema “Pendampingan Orang Tua Dalam Pengenalan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini Melalui Buku Saku Digital”.

Ketua Tim, Elisabeth Fransisca Saragi Sitio, mengatakan bahwa pendidikan seksual pada anak usia dini kerap dipandang tabu sehingga banyak orang tua belum memahami konsep yang tepat. “Dari hasil survei, kami melihat masih ada kebingungan orang tua untuk menjelaskan hal-hal mendasar terkait tubuh dan seksualitas pada anak,” ujarnya, Kamis (11/09/2025).

Menurut Elisabeth, keterbatasan informasi membuat orang tua membutuhkan panduan yang lebih jelas dan sederhana. Karena itulah, timnya merancang buku saku digital yang mudah diakses dan praktis digunakan di rumah.

“Buku saku digital ini kami susun dengan bahasa ringan agar orang tua bisa menjawab pertanyaan anak sesuai tahap perkembangan mereka,” jelasnya.

Kegiatan sosialisasi berlangsung hangat dengan partisipasi aktif para orang tua. Mereka berdiskusi, berbagi pengalaman, bahkan menyampaikan harapan agar kegiatan seperti ini terus berlanjut.

“Respon orang tua sangat positif. Mereka merasa terbantu dengan adanya media praktis yang bisa menjadi pegangan sehari-hari,” imbuh Elisabeth.

Dalam pelaksanaan, Elisabeth didampingi dua dosen PG-PAUD FKIP UPR, Kartika Ananda dan Rahmah Dwi Sistiarini, serta mahasiswa PG-PAUD. Kolaborasi ini membuat kegiatan lebih interaktif dan dekat dengan masyarakat.

“Kami senang mahasiswa bisa terlibat langsung, karena pengalaman ini juga memberi bekal penting bagi mereka sebagai calon pendidik,” kata Elisabeth.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya peran keluarga dalam memberikan pendidikan seksual sejak dini. Hal ini menurutnya bukan sekadar informasi, melainkan juga cara membangun komunikasi sehat antara anak dan orang tua.

“Harapan kami, program ini dapat memperkuat peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama anak, sekaligus menjadi langkah preventif dalam mencetak generasi sehat, cerdas, dan berkarakter,” tandas Elisabeth. (Red/Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *