
I Korintus 10:31 “…. Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
Zaman terus berubah ilmu pengetahuan bertambah dan teknologi terus berkembang. Dengan perkembangan teknologi, pekerjaan manusia terbantu dan menjadi ringan. Namun tidak sedikit pula yang mulai khawatir dengan kemajuan pesat teknologi itu sendiri. Sehingga beberapa diantaranya was was dan bertanya-tanya “Apakah Teknologi Berlawanan dengan Kehendak Tuhan atau bahkan meneguhkan KehendakNya?” Oleh karena itu, dalam era di mana teknologi menjadi semakin dominan, sangatlah perlu memahami bagaimana umat Tuhan dapat mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan kehendak Tuhan.
Untuk membahas hal ini, ada baiknya bersama-sama merenungkan bagian dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat Korintus yang mengatakan segala apapun juga yang kita perbuat, perbuatlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Merenungkan bagian dari kalimat yang terdapat dari I Korintus 10:31 tersebut, pertama-tama yang harus kita pahami adalah bahwa Teknologi sebagai Alat.
Perlu disadari bahwa teknologi pada dasarnya adalah alat. I Korintus 10:31 mengingatkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan seharusnya bertujuan untuk kemuliaan Allah. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan teknologi sebagai alat untuk memuliakan Tuhan, menyaksikan Kasih dan PengorbananNya dan melayani sesama.
Jika lebih dalam lagi, hal senada diulang oleh Rasul Paulus dalam Kolose 3:17 di sana kita diingatkan segala apapun juga yang kita perbuat dengan perkataan atau perbuatan, perbuatlah semuanya itu di dalam dan atas nama Tuhan Yesus, dengan mengucap syukur kepada Allah, Bapa.
Lebih lanjut I Tesalonika 5:21-22 memberikan petunjuk dalam hal menguji segala sesuatu dan menerima yang baik. “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.”
Dengan demikian teknologi perlu diuji dan jika itu dapat berguna untuk kesejahteraan orang banyak bahkan membangun KerajaanNya kenapa tidak kita gunakan teknologi untuk maksud tersebut.
Selanjutnya yang Kedua adalah Tantangan Etika dalam Penggunaan Teknologi.
Umat Tuhan harus mengakui dan menerima potensi positif teknologi, tetapi sejurus dengan itu juga perlu berhati-hati terhadap tantangan etika yang dapat muncul. Penggunaan teknologi yang tidak bijaksana dapat membawa dampak negatif terhadap iman, hubungan, dan moralitas. Oleh karena itu,perlu bertanya pada diri sendiri, apakah penggunaan teknologi kita sejalan dengan prinsip-prinsip Tuhan.
Efesus 5:15-16 dapat menjadi dasar perenungan terkait hal ini. “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
Kita semua, tua-muda, pria-wanita dapat memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan kasih dan harapan, mengajak kawan-kawandan relasi kita untuk melayani sesama, dan berbagi kesaksian hidupnya secara online. Melalui penggunaan teknologi yang bijaksana, kita dapat menjadi saluran berkat dan terang di dunia maya.
Sebagai penutup ingatlah bahwa teknologi bukanlah sesuatu yang intrinsik berlawanan dengan kehendak Tuhan. Penggunaan teknologi menjadi suatu bentuk tanggung jawab sebagai anak-anak Allah. Dengan hati yang bijaksana, kita semua dapat mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain. Amin.