Kalteng “Tanggap Darurat”. Dapatkan Akses Air, Kabupaten Diminta Buat Beberapa Titik Sumur Bor Darurat

Ahmad Toyib.
Ahmad Toyib.

PALANGKA RAYA, KALTENGSATUNUSANTARA.COM – Melalui Rakor Karhutla bersama Gubernur, diputuskan penetapan status siaga menjadi status tanggap darurat Karhutla. Status tersebut berlaku sepuluh hari ke depan terhitung mulai tanggal 6 – 15 Oktober 2023.

Melalui penetapan tersebut Gubernur Sugianto Sabran beri arahan agar pemprov mengalokasikan anggaran yang bersumber dari BTT untuk akomodir beberapa keperluan terutama di lapangan.

Kepala BPBPK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, naiknya status tersebut akan meningkatkan dukungan terhadap penanganan karhutla.

Bacaan Lainnya

“Satgas darat sudah melakukan upaya semaksimal mungkin, hanya saja ketika naik statusnya menjadi tanggap darurat akan ada upaya tambahan seperti dukungan sarpras, personil kemudian terkait koordinasi lebih intens di lapangan.”

Toyib menyebutkan kendala saat ini curah hujan hampir satu bulan tidak ada hujan, kemudian sumber air sangat sulit. Pada saat kunjungan wamen LHK, Wakil Menteri meminta Kab. Pulpis untuk membuat sumur bor darurat.

“Kita ketahui bersama untuk lokasi Tanjung Taruna dan Tumbang Nusa banyak sekali sumur bor. Hanya saja di lokasi sedang terbakar itu tidak ditemukan titiknya atau ada beberapa titik yang tidak berfungsi. Oleh karena itu, harapan dari wamen LHK salah satu cara untuk mendapatkan akses air yaitu Kab diminta membuat beberapa titik sumur bor darurat. Wakil menteri LHK juga berikan bantuan alat berupa 25 mesin sedot, dan selang serta nozel untuk pemadaman.” Terangnya.

Selain dukungan alat, saat ini telah dua hari berjalan untuk TMC, kemungkinan saat ini sudah terjadi (hujan) yaitu di Sampit, Pulang Pisau, Katingan dan Kapuas. Hujan tersebut merupakan salah satu hasil upaya TMC dari BNPB. Toyib menambahkan rencana dari BNPB, TMC dilakukan sejak tanggal 4-8 Oktober di Kalteng.

“Kemudian berlanjut perihal satgas udara Water bombing, memang saat ini jumlah helikopter untuk operasional ini terbatas karena bukan hanya Kalteng saja yang karhutla, sementara di Sumatera juga. Kami juga berjuang untuk melobi BNPB untuk bisa ditambahkan helikopter, sehingga memang keterbatasan jumlah unit heli yang sudah diakses.”

Terkait Visibilitas, Toyib mengakui beberapa hari terakhir terkendala tidak bisa melaksanakan water bombing, karena memaksimalkan dari sisi safety kru dan safety pesawat itu sendiri sehingga diputuskan menjalankan strategi alternatif.

Mengingat di Kotim udaranya lebih cepat bersih, sehingga kami coba geser satu unit ke Kotim, sehingga pagi hari maksimal pukul 10 sudah bisa terbang. Sedangkan di Palangka Raya di atas jam 12 siang baru bisa terbang. Walau satu unit digeser ke Kotim tapi tetap operasional tetap Pulpis dan Palangka Raya,” imbuhnya.

Pos terkait