Stakeholder Terkait Diharapkan Bersinergi Turunkan Angka Stunting di Kalteng

Suasana pembukaan kegiatan sosialisasi 1.000 hari pertama kehidupan. (Ahmad Prianto R.)
Suasana pembukaan kegiatan sosialisasi 1.000 hari pertama kehidupan. (Ahmad Prianto R.)

Suasana pembukaan kegiatan sosialisasi 1.000 hari pertama kehidupan. (Ahmad Prianto R.)

PALANGKA RAYA, KALTENGSATUNUSANTARA.COM – Perlu adanya peran dari para stakeholder terkait dalam rangka menurunkan angka stunting di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Hal tersebut disampaikan oleh Sektretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng H. Nuryakin dalam sambutannya membuka acara sosialisasi “1.000 Hari Pertama Kehidupan” yang diselenggarakan oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi Kalteng, bertempat di Aula kantor setempat, Jalan Katamso, Palangka Raya pada Rabu (13/7/2022).

Bacaan Lainnya

“Stunting masih cukup tinggi dan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 menargetkan penurunan prevalensi Stunting pada anak di bawah usia dua tahun menjadi 14% tahun 2024. Sedangkan target Prevalensi Stunting di Kalimantan Tengah 15,38 % di Tahun 2024,” ucap Nuryakin.

Sehingga melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat membangun komitmen bersama, sebagai upaya untuk mencapai sasaran dan target dari Program Kerja Nasional, mengenai Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Kalteng.

Dia menambahkan bahwa, upaya pemerintah dalam menurunkan Stunting sangat ditentukan oleh diperkuatnya kerja sama dengan lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta melibatkan partisipasi masyarakat, tokoh pendidik, tokoh adat, tokoh agama, organisasi profesi, organisasi masyarakat, media dan lainnya.Sinergi antar pemangku kepentingan, pemerintah, swasta, masyarakat.

Serta semua pihak diharapkan dapat berperan aktif dalam mempercepat penurunan Stunting secara lebih terstruktur, holistik, dan integratif di Kalteng.

Selain itu melalui Program ini, diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan pengetahuan bersama dari semua unsur tentang pendidikan keluarga pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dan juga mendorong kita semua untuk meneruskan informasi di lingkungan kita masing-masing.

“Pada hakekatnya penyebab dasar terjadinya masalah kurang gizi adalah masalah ekonomi yang ditandai dengan rendahnya daya beli masyarakat, sehingga menyebabkan rendahnya ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga yang dapat menyebabkan rendahnya asupan zat gizi,” ucap Nuryakin.

Selain disebabkan rendah asupan zat gizi, pola pengasuhan Balita yang kurang baik, buruknya kondisi sanitasi lingkungan, dan kurang tersedianya sarana air bersih serta kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan, juga memberikan kontribusi terhadap terjadinya infeksi yang berulang yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya Stunting.

Mengingat penyebab masalah gizi adalah multifaktor, maka upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi masalah kurang gizi harus melalui pendekatan multisektor. Artinya bahwa penanggulangan masalah kurang gizi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja tetapi juga dilakukan bersama-sama dengan sektor diluar bidang kesehatan.

“Sektor lain diluar kesehatan yang memiliki peranan penting dalam penanggulangan masalah gizi antara lain adalah 5/8 ekonomi, pekerjaan umum, pertanian, ketahanan pangar, perikanan, pendidikan dan sektor terkait lainnya.” tutur Nuryakin.

Sesuai arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Hal ini juga tertuang dalam Visi dan Misi Gubernur Kalteng dalam Mempercepat Pembangunan Sumber Daya Manusia Yang Cerdas, Sehat, dan Berdaya Saing yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalteng Tahun 2021-2026.

Untuk itu, Pemerintah bertanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan, sebagai salah satu upaya Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting dengan sasaran masyarakat, khususnya remaja, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak dibawah dua tahun.

Hadir dalam kegiatan tersebut yakni Kepala Dinas P3APPKB Provinsi Kalteng, Linae Victoria Aden, perwakilan Dinas P3APPKB Kabupaten/Kota se- Kalteng dan perwakilan dari instansi vertikal lainnya.
(Ahmad Prianto R.)

Pos terkait